Powered By Blogger

Senin, 24 November 2014

Kalimat majemuk

Kalimat majemuk dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Majemuk setara
2. Majemuk bertingkat
3. Majemuk Campuran

A. Kalimat majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah :
ØKalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat.
 Contoh :
  1. Laura akan memberikan hadiah itu meskipun Ubaid menolaknya.
    Kalimat tersebut jika dijadikan 2 kalimat awal menjadi
    - Laura memberikan hadiah Ubaid.
    - Ubaid menolak hadiah Laura
Cara menentukan kalimat majemuk itu setara atau bukan.
1. Carilah kata hubung
2. Dalam kalimat tersebut minimal ada 2 S dan P
3. Pisahkan kalimat tersebut menjadi 2 kalimat.

 Majemuk Bertingkat.
1. Siswa dapat membuat kalimat majemuk bertingkat
2. Siswa dapat menentukan  Kalimat majemuk bertingkat.
1. Membuat Majemuk Bertingkat.
Majemuk bertingkat adalah kalimat luas yang mana perluasannya dari salah satu jabatan kalimat (SPOK)         hingga membentuk klausa bawahan (anak kalimat)
Cara membuat majemuk bertingkat.
1. Buatlah kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu.
2. Kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa  bawahan (anak kalimat )
sesuai dengan anak kalimat apa yg diinginkan
Contoh :
Ansar akan menyunting seorang gadis minggu depan.
S                          P                    O                     K
Kalimat diatas akan dijadikan bertingkat anak O
Ansar akan menyunting Wanita cantik yang bernama Mutia Rahman minggu depan
s                       p                           S                         P                 Pel                          K

Cara menentukan Kalimat majemuk bertingkat:
1. Carilah 2 S dan 2 P dengan menggunakan apa atau Siapa.
2. Jika menemukan kata hubung bahwa dan ketika maka kalimat tersebut pasti majemuk bertingkat,      dengan anak kalimat dibelakang kata hubung.
3. Jika kurang yakin Kalimat majemuk bertingkat tidak bisa dipisahkan menjadi 2 kalimat.

Contoh:
 - Siswa yang bernama Andini itu sudah tiga kali memenangkan lomba membaca puisi.
  dari kalimat tersebut dapat ditemukan 2 P = Siapa bernama dan siapa memenangkan.

Kamis, 20 November 2014

Jabatan Kalimat SPOK

Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
  • Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
    Contoh : 

    1. Juanda memelihara binatang langka
    Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
    memelihara adalah )

    Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban 

    2. 
    Meja itu dibeli oleh paman.
    Apa dibeli ? = jawab Meja maka dibeli P dan meja S
¨ Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku

S P

2 CIRI-CIRI PREDIKAT

¨ Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
¨ Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
¨ Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telahsudahsedangbelum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti inginhendak, dan mau.

3 CIRI-CIRI OBJEK

Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atauter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
¨ Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
¨ Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
¨ Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4 CIRI-CIRI PELENGKAP

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
¨ Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) 
Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku barusepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
· Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)

5 CIRI-CIRI KETERANGAN

Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

Frase

Frase adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi
batas fungsi.
Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau
objek (O) atau keterangan (K).
Frase dibedakan atas:
a. Frase endosentris, ada dua macam:
1. Endosentris koodinatif (setara), yaitu frase yang setidaknya memiliki dua inti.
Misalnya: meja kursi, maju mundur, bapak ibu.
2. Endosentris atributif (frase bertingkat), yaitu frase yang terdiri atas unsur inti
(Diterangkan/D) dan unsur penjelas (Menerangkan/M).
Misalnya: pegawai negeri,perusahaan rokok, tidak pergi
Frase bertingkat mempunyai pola
DM, MD dan MDM( dalam frase bertingkat hanya ada satu unsur inti (D) sedangkan penjelasnya boleh lebih dari satu.
Contoh:
baju baru
D M
anak manis
D M
sebatang rokok kretek
M D M
sebuah rumah mewah
M D M
seorang guru
M D
sepotong roti
M D
2. Frase eksosentris.
sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu(atau lebih) unsur pembentukannya.
Contoh :
dari sekolah
 (kata keterangan) 
® dari (kata depan) sekolah(kata benda),
yang memimpin(kata benda) ® yang (kata tugas) memimpin(kata kerja
Menurut jenis kata, frase dibedakan:
-frase nominal (kata benda)
-frase verbal (kata kerja)
-frase adjektival (kata sifat)
-frase numeralia (kata bilangan)
-frase adverbial(kata keterangan)
-frase preposisional (kata depan

Kata kerja, benda, dan sifat

Kompetensi : dapat menentukan jenis kata dan menggunakannya

A. Kata benda
     Untuk menentukan jenis kata benda bisa dilakukan dengan cara :
     1. Gunakan dalam kalimat karena kata benda akan menempati jabatan Subjek atau Objek
         Contoh:
         Penimbunan
         Penimbunan BBM itu dilakukan oleh oknum PNS.
                  S                                  P                    O
         Oknum PNS melakukan penimbunan BBM
                S                  P                    O

     2. Kata benda tidak dapat diawali konjungsi " yang"
        contoh:
        yang pensil            (salah)                   pensil yang
        yang perampokan  (salah)                   perampokan yang

B. Kata kerja (Verba)
     Untuk menentukan jenis kata benda bisa dilakukan dengan cara :
     1. Menyatakan melakukan suatu pekerjaan
     2. Berawalan me, di, ber, ter
     3. Menempati jabatan predikat dalam kalimat
     4. dapat diawali konjungsi yang

C. Kata Sifat
   Untuk menentukan jenis kata benda bisa dilakukan dengan cara :
   1. Dapat diawali konjungsi sangat, sungguh, contoh sangat cantik, sangat pedas, sangat panas
   2. Dapat diikuti kata sekali contoh panas sekali, cantik sekali
   3. Mendapat imbuhan se-nya dalam kata ulang
       contoh lambat, sangat lambat, selambat-lambatnya.